(SUKA) Tanjungpinang – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri saat ini menghadapi tantangan besar dengan 3.701 calon pelanggan baru yang terdaftar dalam daftar tunggu.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur PDAM Tirta Kepri, Abdul Kholiq, melalui Kepala Bagian Teknik, Riko, dalam pesan yang diterima pada Rabu (18/9/2024).
PDAM Tirta Kepri, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Kepri, bertanggung jawab atas penyediaan air bersih di tiga wilayah: Tanjungpinang, Kijang, dan Tanjung Uban.
Permintaan untuk sambungan air bersih terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Sayangnya, permintaan ini tidak diimbangi dengan peningkatan infrastruktur penyediaan air.
Menurut Riko, ada tiga faktor utama yang menyebabkan tingginya angka antrian tersebut. Pertama, keterbatasan air baku yang tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kedua, penurunan efisiensi instalasi pengolahan air yang mengakibatkan PDAM kesulitan untuk menambah sambungan baru, karena kapasitas produksinya yang terbatas.
“Ketiga, kondisi jaringan pipa yang sudah tua, yang memerlukan perbaikan dan penggantian,” ujarnya.
Hingga Agustus 2024, PDAM Tirta Kepri memiliki total 23.272 sambungan langsung dengan kapasitas produksi mencapai 310 liter per detik.
Namun, melihat kondisi saat ini, harapan masyarakat untuk mendapatkan akses air bersih yang memadai dari Pemprov Kepri masih jauh dari kenyataan.
Tika, seorang warga Jalan Menur Batu 8, telah menunggu selama 14 tahun agar rumahnya terhubung dengan suplai air bersih dari PDAM.
“Bagaimana mungkin rumah saya bisa dialiri air PDAM, jika jaringan pipa saja belum ada?” ujarnya dengan penuh kekecewaan.
Sungguh disayangkan, salah satu janji politik Gubernur Ansar Ahmad selama kampanye adalah pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Ia berkomitmen untuk membangun sarana air bersih dan bendungan Dompak. Namun, menjelang akhir masa kepemimpinannya, janji-janji tersebut tampaknya belum terwujud, meninggalkan harapan masyarakat dalam ketidakpastian. (Yogi)