(SUKA) TANJUNGPINANG – Di balik sosok Raja Ariza, yang kini dikenal sebagai calon Wakil Walikota Tanjungpinang ternyata tersimpan hobi melukis yang mungkin belum banyak diketahui.
Raja Ariza telah lama menyisihkan waktu untuk menyalurkan hobinya ini, dengan sekitar 200 lukisan yang sudah ia hasilkan.
Mulai melukis sejak muda, Raja Ariza menggunakan waktu senggangnya untuk berkreasi. Lukisan-lukisan tersebut banyak dipajang di rumahnya yang terletak di Wacopek, Bintan, tempat ia juga memiliki kebun.
Kini, Raja Ariza resmi menjadi calon Wakil Walikota dalam Pilwako Tanjungpinang 2024 mendatang. Bersama pasangannya, H Lis Darmansyah, mereka akan mengusung nama pasangan Lis-Raja, jika masyarakat memberikan dukungan.
Untuk lebih mengenal calon pemimpinnya, masyarakat berkesempatan melihat lebih dekat kehidupan Raja Ariza, termasuk hobinya melukis. Saat wartawan mengunjungi rumahnya, mereka disambut oleh berbagai lukisan yang dipajang di dinding.
Raja Ariza sendiri mengakui bahwa ia bukan pelukis profesional. “Melukis ini hanya hobi saya. Bukan untuk dipamerkan sebagai karya profesional,” ujarnya dengan senyum. Melukis, bagi Raja, adalah cara untuk meredakan stres dan menemukan ketenangan.
Lukisan-lukisan Raja Ariza mencakup berbagai tema, mulai dari motor jadul, pemandangan, gedung, hutan, hingga abstrak. Namun, ada satu lukisan khusus yang menarik perhatian Raja Ariza. Lukisan abstrak yang dibuat sepuluh tahun lalu ini, meskipun belum diberi judul, kini menarik makna yang mendalam baginya.
Lukisan tersebut menggambarkan pelangi dengan warna-warni yang melindungi objek di bagian bawah. Raja Ariza kini menyadari, bahwa lukisan ini mungkin memiliki makna yang relevan dengan situasi saat ini. “Saya baru sadar, lukisan ini mungkin menggambarkan kami (Lis-Raja) sekarang, karena pelangi dan warna-warnanya mirip dengan partai pengusung kami,” ujarnya sambil tertawa.
Warna-warna dalam lukisan tersebut mencerminkan partai-partai pendukung, seperti merah untuk PDIP, kuning untuk Golkar dan Hanura, putih untuk Gerindra, hijau untuk PPP dan PKB, serta biru untuk Perindo, Partai Ummat, dan Gelora.
Meskipun ini mungkin hanya kebetulan, Raja Ariza percaya bahwa setiap peristiwa, termasuk kemungkinan makna lukisan tersebut, adalah bagian dari takdir dan kehendak Sang Maha Pencipta. “Siapa pun pemimpin Tanjungpinang ke depan, itu adalah kehendak Tuhan dan kehendak masyarakat,” tutupnya. (*)